Kekerasan / kepadatan sel pada kayu berpengaruh besar pada kemungkinan terkena rayap di kemudian hari atau tidak
berdasarkan kepadatan sel / jarak antara sel, kayu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
dinamakan kayu keras karena kepadatan selnya lebih padat dari kayu lunak, dimana ciri-ciri kayu keras adalah memiliki warna lebih gelap dari kayu lunak dan tentu saja bila diangkat akan terasa lebih berat karena densitas nya yang tinggi.
contoh kayu keras misalnya Kayu Ulin, Kayu Merbau, Kayu Bengkirai, Kayu Jati, dan Kayu Kamper
dinamakan kayu lunak karena kepadatan sel di dalam kayu tersebut lebih kurang dari kayu keras, sehingga bila terkena air, air akan mudah meresap ke dalam kayu jenis ini dan diikat diantara sel kayu. Saat air lebih mudah meresap ke dalam kayu maka terjadi kelembaban di dalamnya. Faktor kelembaban ini yang merupakan kunci utama mudah berkembang biaknya Rayap di dalam kayu.
bakteri di udara di sekitar kayu tersebut awalnya hanya menempel di permukaan kayu saja, hidup, berkembang biak dan selanjutnya akan masuk ke dalam kayu dan merusak sel di dalam kayu. semakin lama proses ini berjalan semakin cepat.
Sel kayu yang lembab menimbulkan bau, yang selain tidak sehat juga akan mengundang rayap. Kayu tersebut lama kelamaan akan rusak dimakan rayap, rayap akan melakukan pembusukan juga dengan menempelkan kotoran nya pada kayu (dimana di dalam kotorannya terdapat bakteri juga),dan rayap juga akan menjaga kelembabpan dengan menutup semua lubang (dengan serbuk kayu bercampur kotorannya) yang berpotensi menguapkan kadar air di sekitarnya
karena itu untuk struktur bangunan rumah anda pastikan anda untuk memilih jenis kayu keras
contoh kayu lunak misalnya pinus, sengon, sungkai, randu, trembesi
Jika Anda menduga ada aktivitas rayap di atau di dekat rumah Anda, anda dapat kontak kami di nomor WA: 0812 3175 0055 untuk melakukan pengecekan rumah anda dan konsultasi secara gratis